Ketika akhir pekan tiba, banyak orang menjatuhkan pilihan untuk berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Mall merupakan bangunan bertingkat yang terdiri dari beberapa lantai. Jutaan kebahagiaan bisa dirasakan disana, mulai dari makan, berbelanja hingga sekedar mencuci mata bersama keluarga. Puluhan hingga ratusan AC yang tersedia membuat Mall sebagai tempat tersejuk, melupakan isu global warming yang mulai ‘membakar’ bumi.

Kesan sejuk dan nyaman tidak akan Anda dapatkan bila berkunjung ke Mall Rongsok. Bangunan dua lantai tersebut berada di tepi jalan bedanya tidak ada satpam yang berjaga dan juga tidak ada toko baju ataupun makanan melainkan hanyalah ‘rumah’ bagi ribuan barang bekas. Tidak ada AC sebagai pendingin, Mall Rongsok hanya berdinding kayu dan beratapkan seng sehingga ketika siang hari tiba cuaca akan menjadi sangat terik.

Sebagai salah satu jenis bisnis UKM kreatif, keberadaan Mall Rongsok tentunya mempermudah para pencari barang bekas atau kolektor barang kuno mencari produk incarannya. Jika beruntung, Anda bisa menemukan berbagai benda kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi. Banyak yang bilang jika Mall Rongsok ini merupakan satu-satunya yang terletak di pinggiran ibukota, Depok.

Baca Juga: Melihat Kampung Bisnis Online yang Berdayakan Ratusan Remaja Desa

Bisnis UKM: Mall Rongsok

Tumpukan Dispenser

Tumpukan Dispenser- tirto.id

Tidak sulit untuk menemukan keberadaan Mall Rongsok karena berada di tepi Jalan Bungur Raya, Beji, Depok. Ketika tiba, Anda akan disambut dengan sebuah spanduk berukuran sedang dengan tulisan ‘Mall Rongsok’. Spanduk tersebut sudah sedikit sobek menandakan jika tempat itu sudah berdiri dalam waktu yang cukup lama. Lantas, barang apa saja yang bisa ditemukan disana?

Bangunan dua lantai tersebut didominasi oleh rak-rak yang saling berjejeran. Ada banyak sekali barang yang bisa ditemukan disana, seperti kamera tua, furniture bekas, elektronik hingga bahkan buku-buku yang tertata di tepi mall. Walaupun toko tersebut menjual barang bekas, tetap saja dilengkapi oleh CCTV sehingga tangan-tangan jahil tidak bisa mengutil ataupun mengambil barang yang bukan haknya.

Mall Rongsok selalu dipenuhi oleh pelanggan yang sekedar melihat barang barang kuno ataupun berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka buka pukul 08.00 wib hingga 18.00 wib dan memiliki kisaran harga dari Rp.500 hingga belasan juta rupiah. Tergantung dari beberapa hal, salah satunya adalah seberapa kuno atau berharganya barang yang dibeli. Tertarik untuk memburu barang untuk koleksi?

Kenalan Sama Pemilik Mall

Pemilik Mall Rongsok

Pemilik Mall Rongsok

Mall Rongsok sudah menjadi sebuah bisnis UKM yang cukup kreatif. Di tengah semakin banyaknya barang tidak terpakai, pria bernama Agi Nurcholis menyulapnya menjadi benda yang bisa kembali digunakan. Ya, Agi merupakan pemilik dari Mall Rongsok. Menurut pendapatnya, barang-barang bekas yang ada di Mall tersebut berasal dari lelang barang, bekas bongkaran kantor hingga kerjasama dengan pengepul barang.

Agi mengklaim jika memiliki puluhan ribu barang yang terdiri dari ratusan jenis yang berbeda. Harga yang ditawarkan juga cukup variatif dan affordable sesuai dengan kegunaannya. Lebih lanjut, sebuah genset tua dan mobil tua yang masih bisa dijalankan menjadi barang dengan harga paling mahal mencapai Rp. 15 juta. Pelanggannya pun banyak dari kalangan kolektor hingga aktor-aktor senior Indonesia.

Uniknya lagi, pelanggan dari Mall Rongsok itu sangatlah beragam. Terletak di Depok, Agi bisa kedatangan hingga 100 orang pengunjung setiap harinya dan berasal dari penjuru Indonesia. Bahkan, ia pernah menemukan orang Australia hingga Jepang berada di kiosnya tersebut. Ketika ditanya, mereka hanya sekedar cuci mata sembari menemukan barang unik untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Dari Passion Hingga Kolektor

“Banyak orang datang ke Mall Rongsok untuk cari barang-barang aneh aja. Seperti mencari lukisan sambil jalan-jalan. Yang namanya rongsokan, orang kesini bukan nyari barang biasa, mereka kesini merupakan passion, biasanya sudah hobi dan koleksi jadi mereka mau datang ke Mall Rongsok,” kata Agi seperti yang dilansir dari detik.com.

Apa yang dikatakan oleh Agi memang benar adanya. Sebab, seorang kolektor rela untuk membayar sebuah barang dengan harga yang mahal. Di sekitaran Jakarta, Mall Rongsok memang tidak memiliki pesaing yang cukup banyak sehingga namanya cukup tenar di telinga para kolektor. Terlebih lagi, untuk mereka yang sudah pernah berbelanja dan mendapatkan benda unik yang diinginkan.

Pecinta koleksi barang kuno tidak dibatasi oleh usia ataupun pekerjaanya. Bahkan, Presiden pertama di Indonesia, Soekarno, merupakan salah satu pecinta lukisan. Sebagai bukti, di Istana Negara terdapat sekitar 16 ribu benda kuno dan 3 ribu diantaranya merupakan lukisan yang diperoleh dari berbagai wilayah berbeda. Lebih lanjut, Soekarno juga dikabarkan berteman dekat dengan puluhan pelukis pada zamannya.

Baca Juga: 4 Strategi Pemasaran Produk Warunk Upnormal yang Harus Anda Ikuti

 Mall Rongsok yang ‘Mendunia’

Motor Bekas

Motor Bekas

Keberadaan Mall Rongsok memang memudahkan para kolektor mencari barang bahan koleksinya. Suatu waktu, Agi, sang pemilik, mengatakan pernah menerima tamu yang berasal dari kedubes Amerika Serikat, Jerman hingga Belanda datang ke tempatnya. Semenjak hal itu, ia pun semakin bersemangat untuk memperluas bisnisnya. Dengan jaringan yang lebih besar, ia mengatakan dapat meraih pelanggan yang lebih banyak pula.
Beji, Depok, bukanlah satu-satunya tempat untuk menemukan Mall Rongsok sebab Agi mengatakan telah membuka cabang di daerah Bogor dan Cinere. Sebelumnya, ia juga sempat mencoba memperluas pasarnya ke daerah Tegal dan Solo di Jawa Tengah. Sayangnya, kedua tempat tersebut harus ditutup lantaran tidak terlalu banyak orang yang mau membeli dan tertarik dengan barang bekas.
Mall Rongsok yang telah dibuat sejak 2010 tersebut menjadi bisnis UKM yang telah memberikan nafkah bagi keluarga Agi. Bagaimana tidak, dalam setiap bulannya, ia mengaku bisa mendapatkan keuntungan mencapai Rp. 200 juta. Hal ini membuktikan jika bisnis apapun akan membuahkan hasil apabila digeluti secara serius walaupun hanya sekedar menjual barang bekas.

 

 

Daniel Nugraha